


“Reaksi
Elektrolisis”
Disusun oleh :
Nama :
Nadia Nurmalasari
Kelas :
XII IPA 3
No : 22
SMA NEGERI 1 KEBUMEN

I.
Judul dan Tanggal Praktikum
·
Judul : Reaksi
Elektrolisis
·
Tanggal
praktikum : Rabu, 1 Oktober 2014
II.
Tujuan Praktikum
Mempelajari
perubahan-perubahan yang terjadi pada elektrolisis larutan garam kalium iodide
(KI) dan larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4).
III.
Dasar Teori
Proses elektrolisis merupakan reaksi yang tidak
spontan sehingga memerlukan energi. Proses elektrolisis berlangsung pada suatu
rangkaian elektrode dan sumber arus listrik searah yang disebut sel
elektrolisis. Proses elektrolisis merupakan reaksi redoks. Elektrode positif
dan negatif ditentukan oleh sumber arus listrik.
Sel elektrolisis terbagi menjadi dua
yaitu :
a.
Elektrolisis
larutan elektrolit
b.
Elektrolisis
larutan non elektrolit
Sel elektrolisis memiliki 3 ciri utama, yaitu :
1.
Larutan
elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion – ion ini dapat memberikan atau
menerima elektron sehingga elektron dapat mengalir melalui larutan.
2.
Terdapat 2
elektroda dalam sel elektrolisis, yaitu :
a.
Elektroda
inert/tidak aktif (elektroda karbon, platina, dan emas)
b.
Elektroda tidak
inert/aktif.
3.
Terdapat sumber
arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus listrik searah
(DC ).
Faktor yang mempengaruhi proses
elektrolisis :
1.
Jenis elektroda
yang digunakan
2.
Kedudukan anion
dalam elektrokimia
3.
Kepekatan anion
Reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada sel
elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu di katoda adalah tempat
terjadinya reaksi reduksi dan di anoda adalah tempat terjadinya reaksi
oksidasi. Akan tetapi, muatan elektronnya berbeda. Pada sel volta katoda
bermuatan positif dan anoda bermuatan negatif, sedangkan pada sel elektrolisis
katoda bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif.
Untuk memahami bagaimana reaksi kimia yang terjadi
dalam sel elektrolisis, maka perlu diingat ketentuan-ketentuan reaksi
elektrolisis. Dalam setiap ketentuan reaksi elektrolisis terjadi persaingan
antarspesi (ion atau molekul) untuk mengalami reaksi reduksi atau reaksi
oksidasi. Spesi yang terlibat dalam reaksi katoda dan anoda bergantung pada
potensial elektroda dari spesi tersebut. Ketentuannya
sebagai berikut :
1.
Spesi yang
mengalami reduksi dikatoda adalah spesi yang potensial reduksinya terbesar.
2.
Spesi yang
mengalami oksidasi dianoda adalah spesi yang potensial oksidasinya terbesar.
IV.
Alat dan Bahan
-
Gelas kimia 100
mL (Jumlah : 2) - Larutan KI 60 mL
-
Rak dan Tabung reaksi
(Jumlah : 4/1) - Larutan CuSO4 60 mL
-
Tabung pipa U
(Jumlah : 2) - Larutan Fenolftalein/PP
-
Pipet tetes
(Jumlah : 2) - Larutan Amilum/kanji
-
Power supply
-
Elektroda karbon
-
Statif dan klem
V.
Cara Kerja
a.
Elektrolisis larutan KI
1.
Menyiapkan alat
dan bahan
2.
Hubungkan kedua
elektroda kepada larutan KI pada pipa U dengan sumber arus listrik searah (9
volt) selama ± 5 menit
3.
Lakukan proses
elektrolisis larutan KI 0,1 M sampai terlihat perubahan pada kedua elektroda
4.
Dengan
menggunakan pipet tetes, pindahkan larutan ruang katode ke dalam dua tabung
masing-masing kira-kira 2 mL (20 tetes)
5.
Tambahkan 2
tetes larutan amilum/kanji ke dalam tabung 2 dan tambahkan 2 tetes larutan
fenolftalein ke dalam tabung 1. Amati perubahannya.
6.
Lakukan hal yang sama terhadap larutan di ruang
anode, pindahkan ke dalam dua tabung masing-masing kira-kira 2 mL (20 tetes)
7.
Tambahkan 2
tetes larutan amilum/kanji ke dalam tabung 3 dan tambahkan 2 tetes larutan
fenolftalein ke dalam tabung 4. Amati perubahannya.
8.
Catat hasil
pengamatan ke dalam tabel
b.
Elektrolisis larutan CuSO4
1.
Menyiapkan alat
dan bahan
2.
Hubungkan kedua
elektroda kepada larutan CuSO4 pada pipa U dengan sumber arus
listrik searah (9 volt) selama ± 5 menit
3.
Lakukan proses
elektrolisis larutan CuSO4 0,1 M sampai terlihat perubahan pada
kedua elektroda
4.
Amati perubahan
yang terjadi pada kedua elektrolisis
5.
Catat hasil
pengamatan anda ke dalam tabel.
VI.
Hasil Percobaan
§ Elektrolisis KI
dengan elektroda C
Cairan dalam ruang
|
Perubahan elektrolisis
|
Perubahan setelah ditambah
fenolftalein
|
Perunahan setelah ditambah
amilum/kanji
|
Anode
|
Sebagian terjadi
perubahan warna menjadi kuning
|
Keruh/terjadi endapan
|
Berubah warna menjadi
coklat kehitaman
|
Katode
|
Terdapat
gelembung-gelembung gas
|
Berubah warna menjadi
keruh
|
Keruh/terjadi endapan
|
§ Elektrolisis
CuSO4 dengan elektroda C
Cairan dalam ruang
|
Perubahan elektrolisis
|
Perubahan warna setelah elektrolisis
|
Anode
|
Terdapat
gelembung-gelembung gas
|
Biru bening
|
Katode
|
Terdapat endapan Cu
|
Keruh/terjadi endapan
|
VII.
Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu
elektrolisis larutan KI dengan karbon, terlihat bahwa di ruang anoda selama
elektrolisis terjadi perubahan warna menjadi kuning dan tidak terdapat
gelembung. Saat ditetesi PP tidak terjadi perubahan warna pada larutan, hanya terdapat
endapan. Hal ini menunjukkan bahwa larutan tidak bersifat basa. Selain itu,
setelah ditambah amilum terjadi perubahan warna menjadi coklat kehitaman. Hal
ini menunjukkan bahwa hasil elektrolisis di ruang anoda tersebut mengandung
amilum. Amilum ini berasal dari gas I2 yang merupakan hasil reduksi
dari I-.
Pada ruang katoda tidak terjadi
perubahan warna, akan tetapi menghasilkan gelembung-gelembung gas. Gelembung
ini berasal dari hasil reduksi H2O yaitu gas H2. Namun,
setelah ditetesi dengan PP, larutan menjadi tidak berwarna hanya berubah
menjadi keruh atau terdapat endapan. Ini menunjukkan bahwa larutan tidak
bersifat basa. Setelah ditambah amilum, larutan juga menjadi tidak berwarna.
Ini menunjukkan bahwa hasil elektrolisis di ruang katoda tidak mengandung
amilum.
Pada percobaan yang kedua yaitu
elektrolisis CuSO4 dengan karbon, terlihat bahwa di ruang anode
terjadi perubahan warna menjadi biru dan terdapat gelembung gas. Gelembung ini
berasal dari oksidasi H2O menjadi gas O2.
Pada ruang katoda tidak terjadi
perubahan warna tetapi terdapat endapan. Endapan berasal dari reduksi Cu2+
menjadi Cu. Namun,di ruang katoda tidak terjadi gelembung gas. Karena hanya
terbentuk Cu.
VIII.
Analisis Data/Pertanyaan
§ Elektrolisis larutan
KI
1.
Zat apakah yang
terjadi di ruang anoda sebagai hasil elektrolisis? Jelaskan!
Zat
yang terbentuk di ruang anode adalah Iodin (I2) karena terjadi
oksidasi I- menjadi I2 dengan persamaan reaksi :
2I-(aq) à
I2(s) + 2e-
Yang
terbukti dengan adanya perubahan warna larutan menjadi kuning.
2.
Ion-ion apakah
yang terdapat di ruang katode setelah elektrolisis? Jelaskan!
Ion-ion yang terdapat di ruang katode
adalah OH- karena terjadi reduksi air (H2O) dengan
persamaan reaksi :
2H2O(l) + 2e- à2OH-(aq) + H2(g)
Yang terbukti dengan adanya perubahan
warna larutan menjadi merah muda setelah ditetesi dengan indicator fenolftalein
yang berarti bahwa larutan bersifat basa (OH- pembawa sifat
basa) dan munculnya gelembung-gelembung gas yang menandakan terbentuknya gas H2.
3.
Tuliskan
persamaan setengah reaksi yang terjadi pada :
a.
Katode
b.
Anode
KI
dan C












Katoda Anoda
4.
Berikan penjelasan
mengenai hasil elektrolisis tersebut!
Setelah
dialiri listrik DC, terjadi perubahan pada anoda dan terbentuk Iodine (I2). Sedangkan dalam katoda
terbentuk gelembung gas (H2)
5.
Kesimpulan
apakah yang dapat ditarik setelah melakukan kedua percobaan elektrolisis di
atas?
-
Zat yang
terbentuk di ruang Anoda mengandung Iodine (I2) dan bersifat asam
-
Zat yang
terbentuk di ruang Katoda mengandung gas (H2) dan bersifat basa
§ Elektrolisis
larutan CuSO4
1.
Zat apakah yang
terjadi di ruang anoda sebagai hasil elektrolisis? Jelaskan!
4H+ + 2SO42-
2.
Ion-ion apakah
yang terdapat di ruang katode setelah elektrolisis? Jelaskan!
Tidak ada, karena terjadi endapan Cu.
3.
Tuliskan
persamaan setengah reaksi yang terjadi pada :
a.
Katode
b.
Anode











katoda anoda
4.
Berikan
penjelasan mengenai hasil elektrolisis tersebut!
-
Dalam katoda
terdapat endapan Cu akibat tereduksi. Cu dapat tereduksi karena nilai Eo-nya
lebih besar dari air.
-
SO42-
yang merupakan sisa asam oksidasi tidak teroksidasi oleh anoda melainkan air
yang teroksidasi
5.
Kesimpulan
apakah yang dapat ditarik setelah melakukan kedua percobaan elektrolisis di
atas?
-
Bila dalam
larutan yang Eo ion positifnya lebih besar dari air maka ion (+)
akan direduksi.
-
Bila terdapat
sisa asam oksidasi maka anoda akan mengoksidasi air.
IX.
Kesimpulan
Dari
percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a.
Pada
elektrolisis KI dengan karbon, di ruang katoda terbentuk larutan basa dari ion
K+ dengan OH- serta timbul gelembung gas H2.
Sedangkan di ruang anoda terbentuk gas I2 yang mengandung amilum.
b.
Pada
elektrolisis CuSO4 dengan karbon, di ruang katoda hanya terbentuk
endapan Cu. Sedangkan di ruang anoda terbentuk larutan yang bersifat asam dari
H+ dengan SO42- serta terbentuk
gelembung gas O2.
DAFTAR PUSTAKA
§ Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas
XII. Jakarta : Erlangga.
§ Suyatno,dkk. 2007. Kimia untuk SMA/MA kelas XII.
Jakarta : Grasindo.
§ Mayah, Muzdalifa S. Laporan Kimia Sel
Elektrolisis. (Online).
(diakses pada hari Sabtu, 4 Oktober
2014, pukul 12.35)
Komentar
Posting Komentar